Total Tayangan Halaman

Selasa, 22 Mei 2012

MAKALAH KARBONDIOKSIDA AGRESIF

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
        Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing. 
         Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu : derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical Oxigen Demand (COD). 
         Kebutuhan air untuk berbagai aspek kehidupan menyangkut baik kuantitas maupun kualitasnya. Apabila jumlah airnya berlebihan atau kurang dari yang dibutuhkan, maka akan mengganggu demikian juga kualitas airnya harus sesuai dengan peruntukannya. 

B. Tujuan 
 1. Untuk mengetahui tentang kadar CO2 agresif dalam air 
2. Untuk mengerahui tentang kada CO2 bebas dalam air   

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 
A. Karbondioksida 
         Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbondioksida adalah sebuah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun pada konsentrasi biasa atau sesuai.Gas karbondioksida berada dalam atmosfir (sekitar 0,03 persen mol) dan dalam nafas kita, dimana gas karbondioksida dihasilkan dari oksidasi biologi dari substansi makanan. Karena dari densitas gas karbondioksida (sekitar 1,5 lebih besar dari pada yang berada di udara), gas karbondioksida cenderung berkumpul dalam wilayah rendah dan kurang akan udara dan dapat menyebabkan aspiksiasi (pengeluaran oksigen). Sifat dari pengeluaran oksigen ini berguna dalam pemadaman api. (Gammon, 1985). 
         Karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfir, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. 

 B. Karbondioksida dalam Air 
       Meskipun presentase karbondioksida di atmosfir relative kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak, karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi. CO2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organik. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10 mg/L, sedangkan pada dasar air konsentrasinya dapat lebih dari 10 mg/L. 
      Tabel 2.1 Kelarutan Beberapa Jenis Gas dalam Air Murni pada Suhu 10oC No Gas Kelarutan (ml/liter) 1 Nitrogen(N2) 18,61 2 Oksigen (O2) 37,78 3 Argon (Ar) 41,82 4 Karbondioksida (CO2) 1.1194,00 
        Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, yaitu sebagai berikut: 
1. Difusi dari atmosfer. Karbondioksida yang terdapat di atmosfer mengalami difusi secara langsung ke dalam air. 
 2. Air hujan. Air hujan jatuh ke permukaan bumi seara teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55-0,60 mg/L, berasal dari karbondioksida yang terdapat di atmosfir. 
3. Air yang melewati tanah organic. Tanah organic yang mengalami dekomposisi mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi. Karbondioksida hasil dekomposisi ini akan larut ke dalam air. 
 4. Respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob. Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida. Dekomposisi bahan organik pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir.  
       Demikian juga, dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan akan menghasilkan karbondioksida sebagai produk akhir. Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara bersentuhan. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit, proses yang terjadi adalah difusi. Jika air bergelombang maka pertukaran berubah lebih cepat. Gelombang dapat terjadi jika air di permukaan berpusar menuju ke bagian dasar danau, sambil membawa gas yang terlarut. Karbondioksida juga terdapat dalam air hujan. Hal ini terbawa waktu tetes air terjun dari udara.

C. Karbondioksida (CO2) agresif
        Karbondioksida (CO2) agresif adalah CO2 dalam air yang dapat bereaksi dengan marmer (CACO3), dapat melarutkan logam dalam pipa logam. Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air.
       Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, CO2 dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2 agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada logam – logam dan beton.
D. Karbondioksida (CO2) bebas

Kandungan  karbondioksida  bebas  (CO2)  dalam   suatu   perairan  maksimal  20  ppm  (Rahmatin ,  1976).  Kandungan  karbondioksida  bebas  (CO2)  pada   suatu   perairan  melebihi  20  ppm ,  maka  membahayakan  biota  laut  bahkan  meracuni  kehidupan  organisme  perairan .  kandungan  karbondioksida  bebas  dalam  suatu  perairan  lebih  tinggi  dari  12  ppm  dapat  membahayakan  kehidupan  organism  perairan ,  dapat  di  asumsikan  bahwa  bila  dalam  suatu  perairan  kadar  karbondioksida  berlebihan  dapat  berdampak  kritis  bagi  kehidupan  binatang   air  (spotte ,1920) .
Karbondioksida  bebas  (CO2)   merupakan  salah satu  gas  respirasi  yang  penting  bagi system  perairan ,  kandungan  karbondioksida  bebas  di  pengaruhi  oleh  kandungan  bahan  organic  terurai ,  agilasi  suhu ,  Ph , dan  aktivitas  fotosintesis. Sumber  CO2  bebas  berasal dari  proses pembagunan  bahan  organik  oleh  jasad  renik  dan  respirasi  organisme  (Soesono  1970) ,dan menurut Widjadja (1975)  karbondioksida  bebas  dalam  perairan  berasal  dari  hasil  penguraian  bahan-bahan  organik  oleh  bakteri  decomposer  atau  mikroorganisme  , naiknya  CO2  selalu  di iringi   oleh  turunnya  kadar  O2 terlarut  yang  diperlukan  bagi  pernapasan  hewan-hewan  air .
Dengan  demikian   walaupun CO2  belum  mencapai  kadar  tinggi  yang  mematikan ,  hewan-hewan  air  sudah  mati  karena  kekurangan  O2 .  kadar CO2  yang  dike hendaki  oleh  ikan  adalah  tidak  lebih  dari  12  ppm  dengan  kandungan   O2  terendah   adalah  2  ppm  (Asmawi , (1983 ).
Istilah  karbondioksida  bebas  digunakan  untuk  menjelaskan  CO2 yang  terlarut  dalam  air,  selain  yang  berada  dalam  bentuk  terikat  sebagai  ion  bikarbonat  (HCO3) dan  ion  karbonat  (CO32-).  karbondioksida  bebas  (CO2)  bebas  menggambarkan  keberadaan gas  CO2  di perairan  yang  membentuk   keseimbangan  dengan   CO2  di atmosfer .
 Nilai CO2  yang terukur  biasanya  berupa  CO2  bebas .  perairan  rawar  alami  hampir  tidak  memiliki  pH >9  sehingga  tidak  ditemukan  karbon  dalam  bentuk  karbonat . pada  air  tanah, kandungan  karbonat  biasanya  sekitar  10 mg/l  karena  sifat  tanah  yang  cenderung  alkalis. Perairan  yang  memiliki  kadar  sodium  tinggi  mengandung  karbonat  sekitar  50  mg/l.perairan  tawar  alami  yang  memiliki  pH 7-8  biasanya  mengandung  ion  karbonat  <500 mg/l  dan hampir  tidak  pernah  kurang  dari  25 mg/l  ion ini  mendominasi  sekitar  60 -90%  bentuk  karbon  organic  total  di  perairan  (McNeeley,1979  dalam  Effendi,2003) .
Kadar  karbon  di perairan  dapat  mengalami  penuranan  bahkan  hilang  akibat  proses  fotosintesis ,  evaporasi  dan  agitasi  air . perairan  yang  di  peruntukan  untuk  kepentingan  perikanan   sebaiknya  mengandung  kadar  karbodioksida  bebas  <5 mg/l . kadar  karbondioksida  sebesar 10 mg/l  masih  dapat  ditolerir  oleh  organism  akuatik . Asal  disertai  oksigen  yang  cukup . sebagian  besar  organism  akuatik  dapat  bertahan  hidup  hingga  kadar  karbondioksida  bebas  mencapai  sebesar  60 mg/l (Byod,1988  dalam  Mahida,1948) .

A.    Prosedur kerja pemeriksaan kadar Karbondioksida (CO2)
1.      Penetapan Kadar CO2
a.       Prosedur Kerja
1)      Memasukkan contoh air kedalam labu tutup lewat didnding sampai penuh (jangan sampai ada gelembung)
2)      Mengambil 100 ml dengan pipet volume, dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3)      Menambahkan 3 tetes indikator PP 1%.
4)      Mentitrasi dengan larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna.
5)      Titrasi dilakukan duplo.
1ml 0,1 N NaOH = 4,4 mg CO2
b.      Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 x ml NaOH x N NaOH x FP x 4,4 mg/L
                                        V. sampel
            = A mg/L

2.      Penetapan Kadar CO2 Agresif
a.       Prosedur kerja
1)      Memasukkan contoh air kedalam botol oksigen sebanyak 250 ml yang telah terisi 5g bubuk marmer murni, tutup, jaga jangan sampai ada gelembung udara.
2)      Diamkan selama 2-7 hari (setiap hari dikocok/digoyang).
3)      Perlahan lahan air yang jernih diambil dengan pipet volume sebanyak 100 ml. Masukkan kedalam erlenmeyer.
4)      Menambahkan 3 tetes indiktor PP 1%.
5)      Mentitrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
6)      Titrasi dilakukan duplo.
1ml 0,1 N NaOH = 4,4 mg CO2
b.      Perhitungan
  Kadar CO2 = 1000 x ml NaOH x N NaOH x FP x 4,4 mg/L
                                        V. sampel
                     = B mg/L
  Kadar CO2 Agresif = (A-B) mg/L

3.      Kadar CO2 Bebas
a.       Prosedur kerja
1)      Sampel air diambil dengan botol winkler 250 ml.
2)      Memipet 100ml dengan menggunakan pipet volume dan dipindakan ke dalam labu erlenmeyer.
3)      Menambahkan 10 tetes indikator PP 1%
4)      Kemudian mentitrasi dengan larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah muda.
5)      Titrasi dilakukan duplo.
b.      Perhitungan
Kadar CO2 Bebas = p x q x 22 ml/L
Dimana :
        p = Jumlah Na2CO3 yang terpakai
        q = Normalitas Na2CO3
        22= bobot setara



                                                                                                                            
BAB III
KESIMPULAN
            Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penetuan Karbondioksida Agresif dan karbondioksida bebas.
Karbondioksida  (CO2)  agresif  adalah  CO2  dalam  air  yang  dapat bereaksi  dengan  marmer  (CACO3), dapat  melarutkan  logam  dalam  pipa  logam.
Istilah  karbondioksida  bebas  digunakan  untuk  menjelaskan  CO2 yang  terlarut  dalam  air,  selain  yang  berada  dalam  bentuk  terikat  sebagai  ion  bikarbonat  (HCO3) dan  ion  karbonat  (CO32-).  karbondioksida  bebas  (CO2)  bebas  menggambarkan  keberadaan gas  CO2  di perairan  yang  membentuk   keseimbangan  dengan   CO2  di atmosfer .


DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, dan A. Patunru, Syahrani. Penuntun Praktikum Kimia Air.
            Makassar.2011

4 komentar: