Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Mei 2012

Contoh Laporan Imunoserologi

LAPORAN IMUNOSEROLOGI I 

Hari / Tanggal : Senin, 26 Maret 2012
Judul : Penentuan Kadar HCG
Tujuan : Untuk menentukan kadar HCG
Metode : Direct Prinsip : HCG dalam sampel urin + anti-HCG polystirine partikel latex yang dilapisi anti HCG
Dasar Teori :
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu,haormon HCG ini dihasilkan oleh plasenta.
       Di dalam tubuh, hormon ini bersifat mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG. Ada dua cara . Pertama dengan menggunakan uji kehamilan home pregnancy test (HPT) yang biasa dikenal dengan test pack. Pengecekan kualitatif ini cukup mudah yakni dengan mencelupkan ujung alat ke dalam urin, biasanya alat uji ini memiliki indikator berupa dua buah garis.
         Waktu yang tepat untuk melakukan tes urin biasanya adalah 4-5 hari atau 1 minggu setelah terlambat haid, karena sebagian besar test pack sudah dapat mendeteksi HCG dengan kadar 50 IU/ml. Kedua dengan pengecekan lewat darah. Pengecekan kuantitatif ini lebih akurat tentunya karena biasanya yang diukur adalah jumlah subunit beta hormon HCG (ß-hCG). Pemeriksaannya menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Tes melalui darah ini lebih cepat dibandingkan dengan urin, karena sebenarnya kadar HCG sudah ada dalam darah sejak implantasi terjadi, atau sejak terjadi pembuahan pada hari ke 8 sudah terdapat beta HCG sehingga bisa terdeteksi lewat darah. Hanya saja pemeriksaan lewat darah masih sangat jarang karena harganya relatif mahal.
          Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta HCG ang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni sekitar 22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya rendah bisa menyebabkan keguguran.
          Sedangkan kalau kadar HCG-nya terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur. Tidak dapat dipungkiri, stres pasti berpengaruh terhadap normalitas metabolisme dalam tubuh manusia, dan bisa mengganggu proses2 tersebut. Apalagi pada orang hamil. Seyogyanya, pada orang hamil menghindari stres baik fisik maupun psikis karena berdampak pada kehamilannya itu. Banyak mengkonsumsi makanan bergizi dan kontrol ke dokter untuk antenatal care karena pada minggu2 awal sering terjadi "morning sickness" (mual, muntah, lemas, dll).
          Pada minggu2 awal bisa terjadi perdarahan (abortus). Abortus adalah ancaman/pengeluaran hasil pembuahan (konsepsi) dengan berat badan janin <500 gram atau kehamilan kurang dari 20 minggu. Mungkin yang dimaksud Agan Keplak adalah abortus iminen. Ada pula yang disebut abortus insipien (Abortus Iminen: Perdarahan minimal dengan nyeri/tidak Uterus sesuai dengan umur kehamilan, Servike belum membuka, Test hamil: positif, USG: Produk kehamilan dalam betas normal; Abortus Insipien: Perdarahan dengan gumpalan darah, Nyeri lebih kuat, Servike terbuka den teraba ketuban, Hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Pada abortus iminen penanganannya terdiri atas istirahat baring untuk menambah aliran darah ke uterus dan mengurangi rangsangan mekanis. Mudah2an bisa membantu. (id.wikipedia.org/wiki/Hormon_Hcg)

Alat dan Bahan :
1.    Alat
a.    Tabung reaksi
b.    Pipet volume
c.    Mikropipet 100 μl dan 1000 μl
2.    Bahan
a.    Urin
b.    Reagen latex

Prosedur Kerja :
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Mengambil 1 tetes urin atau ± 40 μl.
3.    Ditambahkan 1 tetes reagen latex atau ± 40 μl.
4.    Dihomogenkan kemudian diperhatikan terbentuknya aglutinasi sebelum 1-2 menit karena dapat menyebabkan positif (+) palsu.
Hasil                   :
Teraglutinasi (+)
Makassar, 9 April 2012
     Pembimbing                                                                         Pembimbing,


    (Nurdin, S.Si)                                                                       (Israwati, S.Si)
Praktikan,

(Panca Rahmat)

LAPORAN IMUNOSEROLOGI II


LAPORAN IMUNOSEROLOGI II
Hari / Tanggal   : Senin,   26 April 2012
Judul                  : Penentuan Kadar HCG
Tujuan                : Untuk mendiagnosis Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dengan deteksi kuantitatif secara cepat dalam sampel urine.
Metode               : Kuantitatif
Prinsip                :
HCG dalam sampel urin + anti-HCG polystirine partikel latex yang dilapisi anti HCG. Pengujian ditetapkan untuk mendeteksi konsentrasi dalam kisaran 200 ± 100 IU.
Dasar Teori        :
Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon gonadotropin
yang disekresi oleh wanita hamil dan disintesa oleh sel-sel sintitio tropoblas dari placenta. Hormon hCG mempunyai dua rangkaian rantai peptide yaitu α yang mengandung 92 asam amino dan β mengandung 145 asam amin. Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) mempertahankan korpus luteum yang terbentuk ketika sel telur dibuahi yang dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG berdampak pada meningkatnya produksi progesterone oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan meningkat hingga hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini di ekskresikan melalui urin juga terdapat dalam serum. (
http://zieczhuo.blogspot.com/2010/12/uji-kehamilan-direct-latex.html#!/2010/12/uji-kehamilan-direct-latex.html)
Human Chorionic Gonadatrophin (hCG) adalah hormon yang bekerja mirip LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki LH dan juga hCG memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone).
Pada anak perempuan, hCG memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron tetapi hal ini terjadi hanya pada masa kehamilan. sehingga hCG lebih bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak perempuan.
Human chorionic gonadotropin (hCG) adalah hormon peptida yang diproduksi pada masa kehamilan, yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan selanjutnya oleh syncytiotrophoblast (bagian dari plasenta).
HCG mengatur untuk mencegah perpecahan dari corpus luteum pada ovarium dan juga mempertahankan produksi progesteron yang penting pada kehamilan pada manusia. HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. (http://mediastore.com/apotik-online/hormon/hormon-tropik-dan-sintetiknya.htm).
Kadar Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) berubah selama kehamilan trimester pertama. Kadar hormon ini dapat diukur untuk menentukan apakah anda hamil atau tidak. Hormon ini diproduksi oleh sel yang membentuk plasenta atau ari-ari, yang berfungsi dalam rahim.
Kadar hCG berubah secara dramatis selama trimester pertama. Hormon ini adalah yang pertama kali dapat dideteksi sekitar 11 hari setelah terjadi pembuahan. Tetapi hanya melalui etst darah. Setelah itu antara hari ke-12 sampai 14, hormon ini dapat dideteksi dengan test urine. Kadar hCG akan berlipat ganda kurang lebih setiap 72 jam mulai dari minggu pertama sampai ke-12 kehamilan, lalu akan cenderung menurun setelah itu. (http://hairy.wordpress.com/2008/07/12/kadar-hormon-human-chorionic-gonadotropin-hcg-pada-trimester-pertama-kehamilan/)

Alat dan Bahan :
1.    Alat
a.    Tabung reaksi
b.    Pipet volume
c.    Mikropipet 100 μl dan 1000 μl
2.    Bahan
a.    Urin
b.    Reagen latex

Prosedur Kerja :
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Mengambil 1 tetes urin atau ± 40 μl pada kertas stripdan kemudian ditambahkan 1 tetes latex.
3.    Homogenkann dan diperhatikan aglutinasinya sebelum dua menit karena akan menghasilakan positif (+) palsu.
4.    Memipet 100 μl urin kedalam tabung reaksi 1 dan ditambahkan 100 μl NaCl 0,9 %, lalu homogenkan.
5.    Memipet 100 μl larutan tabung 1 dan masukkan kedalam tabung 2 yang telah berisi larutan NaCl 0,9 % 100 μl dan homogenkan.
6.    Memipet lagi 100 μl pada tabung 2, lalu masukkan kedalam tabung 3 yang telah berisi NaCl 0.9 %. Begitu seterusnya sampai tabung 5.
7.    Memipet 100 μl larutan pada tabung 5 dan masukkan kedalam tabung 6 (pembuangan).
8.    Mengambil 1 tetes larutan pada masing-masing tabung dan letakkan pada card plate.
9.    Menambahkan 1 tetes latex pada masing-masing lubang card plate.
10. Dihomogenkan dan diperhatikan aglutinasinya.

Hasil                   :
  Titer = 1/8 UI



Makassar, 9 April 2012
     Pembimbing                                                                         Pembimbing,


    (Nurdin, S.Si)                                                                         (Israwati, S.Si)
Praktikan,

(Panca Rahmat)
 
 LAPORAN IMUNOSEROLOGI III 

Hari / Tanggal : Senin, 9 April 2012
Judul : Reaksi Widalt
Tujuan : Untuk mendiagnosa demam tifoid Metode : Direct
Dasar Teori :
     Reaksi Widal merupakan test imunitas yang ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi / paratyphi, yaitu kuman yang terdapat di minuman dan makanan kita yang terkontaminasi dengan tinja orang yang sakit tifus. Jakarta dan Indonesia merupakan reservoir raksaksa kuman salmonella dan lainnya.
     Semua manusia di Indonesia pasti pernah kemasukan kuman salmonella melalui food-chain ini. Bila kebetulan jumlah kuman yang tertelan cukup besar mungkin akan timbul penyakit tifus yang terutama ditandai oleh demam berkepanjangan sebagai ciri khas. Namun tidak semua demam adalah tifus. Tifus perlu dicurigai bila demam berlanjut sedikitnya 6-7 hari. Juga demam tifus pada hari2 permulaan hanya ringan, tidak konstan, naik-turun, dan hanya setelah 5-7 hari akan tinggi menetap, disertai badan pegal dan sakit kepala, serta kadang2 mual dan diare ringan.
      Diagnosis tifus bisa dicurigai setelah demam sekitar seminggu ditambah gejala2 diatas. Secara statistik juga demam tanpa adanya gejala positif yang mengarah ke penyakit lain, kemungkinan tifus adalah yang paling besar di Jakarta. Hal ini juga ditopang oleh musim kemarau dan banjir yang membawa kuman salmonella.
           Pemeriksaan labor untuk konfirmasi kecurigaan tadi ialah kultur darah, dilakukan sewaktu ada demam tinggi yang merupakan pertanda bahwa kuman sedang menyebar dalam darah (sehingga lebih mudah dikultur). Kultur tidak bia dilakukan pada hari2 permulaan demam karena cenderung masih negatif. Kita harus menunggu hingga demam sudah tinggi dan konstan. Sayangnya hasil kultur untuk kepastian diagnosanya baru diperoleh setelah 4-6 hari. Namun pengobatan sudah bisa dilakukan atas dasar penilaian klinis, sambil menunggu hasil kultur.  
            Test Widal tidak bisa dipercayai karena terlalu banyak test yang false positif maupun false negative. Test Widal hanya akan berguna untuk follow-up, terutama jaman dulu waktu mana belum ada antibiotika dan tifus bisa berlangsung 1 bulan atau lebih. Ia berguna untuk melihat apakah titernya naik selama penyakit tersebut. Inipun tidak berguna lagi karena obat antibiotik yang ampuh sudah tersedia dan akan menyembuhkan tifus dalam 7-10 hari, sehingga tidak perlu follow-up.
        Tingginya titer juga sangat individual dan tergantung kemampuan tubuh kita membuat antibody. Misalnya, saya mempunyai seorang pasien laki, muda yang selama lebih dari 6 bulan (tanpa demam) diberi antibiotika berganti2 oleh dokternya hanya karena titer Widalnya sangat tinggi (sekitar 1/8000) dan tidak mau turun. Tentu hal ini mubazir. Sekarang musim hujan lagi dan frekuensi tifus akan naik di Jakarta. Bawalah tulisan ini dan berilah ke dokter anda bila anda disuruh periksa Widal. (www.iwandarmansjah.web.id/popular.php?id=232)


Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Rak tabung reaksi
b.    Tabung reaksi
c.    Pipet volume
d.    Mikropipet 10 μl.
2.    Bahan
a.    Serum
b.    Reagen Tyda

Prosedur Kerja :
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.    Meneteskan 1 tetes atau ± 40 μl serum pada masing-masing lingkaran slide (4 lingkaran).
3.    Menambahakan 1 tetes reagen tydal pada masing-masing lingkaran yang ada pada slide (0 AH H BH).
4.    Homogenkan dan diperhatikan aglutinasi pada slide.

Hasil                 :
Untuk 20 μl
       O    : -                   AH      : -
       H    : + (1/80)      BH      : -
Untuk 10 μl
       O    : -                   AH      : -
       H    : + (1/160)    BH      : -
Makassar, 7 Mei 2012
     Pembimbing                                                                         Pembimbing,


    (Nurdin, S.Si)                                                                         (Israwati, S.Si)
Praktikan,

(Panca Rahmat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar