1.
Klasifikasi
Ilmiah
Kingdom :
Animalia
Phylum : Arthropoda
Class :Insecta
Ordo : Diptera
Subordo : Brachycera
Infraordo : Muscomorpha
Subsection : Calyptratae
Superfamily : Oestroidea
Family : Calliphoridae
Genus : Lucilia
Phaenicia
Species : Lucilia
sp
Phaenica sp
Calliphoridae
(umumnya dikenal sebagai blow-flies, lalat bangkai, lalat hijau,
greenbottles, atau flies klaster ) adalah serangga
dalam Ordo Diptera , keluarga Calliphoridae dengan 1.100
spesies yang dikenal.
2. Morfologi
Lalat
Hijau termasuk ke dalam famili Calliphoridae. Lalat ini terdiri atas banyak
jenis, umumya berukuran sedang sampai besar, dengan warna hijau, abu-abu, perak
mengkilat atau abdomen gelap. Biasanya lalat ini berkembangbiak di bahan yang
cair atau semi cair yang berasal dari hewan, termasuk daging, ikan, daging
busuk, bangkai, sampah penyembelihan, sampah ikan, sampah dan tanah mengandung
kotoran hewan. Lalat ini jarang berkembang biak di tempat kering atau bahan
buah-buahan. Beberapa jenis juga berkembang biak di tinja dan sampah hewan
lainnya bertelur pada luka hewan dan manusia
3. Epidemologi
Di
Indonesia, lalat hijau umumnya di derah pemukiman adalah Chrysomya Megacephala.
Lalat jantan berukuran panjang 8 mm, mempunyai mata merah besar. Ketika
populasinya tinggi, lalat ini akan memasuki dapur, meskipun tidak sesering
lalat rumah. Lalat ini banyak terlihat di pasar ikan dan daging yang berdekatan
dengan kakus. Lalat ini dilaporkan juga membawa telur cacing Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing kait pada bagian luar tubuhnya
dan pada lambung lalat
Jenis
lalat hijau lain yang juga ditemukan di Indonesia adalah Chrysomya bezziana,
meskipun sangat jarang di daerah permukiman. Lalat ini banyak dijumpai di
daerah ternak yang dilepaskan di padang gembalaan. Jenis lalat ini akan
bertelur pada luka atau jaringan kulit yang sakit dan menyebabkan miyasis
obligat pada manusia dan hewan. Jenis lainnya adalah Calliphora sp yang dikenal
dengan nama blue bottles. Lalat ini lebih menyukai tinggal di daerah iklim
sedang dan tidak umum dijumpai di Indonesia.
4.
Siklus
Hidup
Sebagian besar spesies lalat yang pelajari
sejauh ini adalah anautogenous; lalat betina membutuhkan sejumlah besar protein
untuk perkembangan telur agar dapat matang dalam ovariumnya (sekitar 800 mg per
sepasang ovarium ).. Teori saat ini adalah
bahwa betina hinggap di bangkai baik untuk kebutuhan protein dan bertelur. Telur
Blow-fly, biasanya berwarna kekuningan atau putih warna dalam, ukurannya sekitar
1,5 mm x 0,4 mm, dan, ketika diletakkan, terlihat seperti bola beras. Sementara
lalat blow fly betina biasanya meletakkan 150-200 telur, dia biasanya menghasilkan
sekitar 2.000 telur selama hidupnya. Rasio jenis kelamin dari telur lalat
biasanya 50:50.
Penetasan dari telur ke tahap larva
pertama membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk satu hari. Larva memiliki tiga tahap perkembangan
(disebut instar ); tahap masing-masing dipisahkan
oleh instar event.The molting yang dipisahkan dengan memeriksa spirakel
posterior, atau bukaan untuk sistem pernapasan. Larva menggunakan proteolitik enzim dalam kotoran mereka (dan juga
mekanik penggilingan oleh kait mulut) untuk memecah protein pada ternak atau
mayat mereka makan pada.. Lalat adalah poikilothermic, yang berarti bahwa tingkat di mana
mereka tumbuh dan berkembang sangat tergantung pada suhu dan spesies Di bawah suhu kamar (sekitar 20 derajat Celcius)
lalat hitam Phormia regina berkembang dari telur hingga pupa sekitar
150-266 jam (6 sampai 11 hari)..
Ketika tahap ketiga selesai pupa akan meninggalkan mayat dan liang ke dalam
tanah, muncul sebagai orang dewasa 7 sampai 14 hari kemudian.
5.
Penyakit Yang Ditimbulkan
Dewasa mungkin vektor patogen penyakit
seperti disentri ..
Lalat, paling sering Calliphoridae, telah sering dikaitkan dengan penularan
penyakit pada manusia dan hewan serta myiasis.
Studi dan penelitian telah menghubungkan Calliphora dan Lucilia untuk vektor agen penyebab infeksi
bakteri. Larva ini, sering terlihat pada tubuh yang membusuk, memakan bangkai
sementara lalat dewasa dapat menjadi yg makan binatang yg
sudah mati atau
vegetatif.. Selama proses pembusukan, mikroorganisme (misalnya Mycobacterium ) dapat dilepaskan melalui tubuh
lalat. Lalat dapat beristirahat dan bertelur
di bangkai. Larva mulai makan mayat dan secara bersamaan menelan organisme
pathogen.
Salmonellosis juga telah terbukti ditularkan oleh
lalat blow melalui air liur, tinja dan tarsi. Lalat dewasa mungkin dapat
menyebar mikroorganisme patogen melalui mulut spon mereka, bantalan lengket
kaki mereka atau bahkan tubuh mereka atau rambut kaki.
Lalat blow sebagai vektor penyakit,
penting untuk mengidentifikasi agen-agen yang
dapat menularkan penyakit, rute penularan, dan pencegahan, perawatan
jika terjadi kontak menjadi semakin penting.
Dengan kemampuan untuk meletakkan ratusan telur dalam seumur hidup dan adanya
ribuan larva pada suatu waktu dalam jarak yang begitu dekat, potensi untuk
dapat berkembang semakin tinggi terutama pada suhu yang ideal
Lalat ini meletakkan telurnya pada
daging atau bangkai binatang, pada luka terbuka atau pada lubang-lubang yang
berbau busuk. Lalat ini menimbulkan miasis kulit, miasis intestinal dan miasis
urogenital.
ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR '10
B1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar