BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutama hara mineral, maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup, tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing-masing.
Dalam menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu : derajat keasaman (pH), oksigen terlarut, karbondioksida bebas, daya menggabung asam (DMA), salinitas air, dan Chemical Oxigen Demand (COD).
Kebutuhan air untuk berbagai aspek kehidupan menyangkut baik kuantitas maupun kualitasnya. Apabila jumlah airnya berlebihan atau kurang dari yang dibutuhkan, maka akan mengganggu demikian juga kualitas airnya harus sesuai dengan peruntukannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang kadar CO2 agresif dalam air
2. Untuk mengerahui tentang kada CO2 bebas dalam air
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbondioksida
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu.
Karbondioksida adalah sebuah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun pada konsentrasi biasa atau sesuai.Gas karbondioksida berada dalam atmosfir (sekitar 0,03 persen mol) dan dalam nafas kita, dimana gas karbondioksida dihasilkan dari oksidasi biologi dari substansi makanan. Karena dari densitas gas karbondioksida (sekitar 1,5 lebih besar dari pada yang berada di udara), gas karbondioksida cenderung berkumpul dalam wilayah rendah dan kurang akan udara dan dapat menyebabkan aspiksiasi (pengeluaran oksigen). Sifat dari pengeluaran oksigen ini berguna dalam pemadaman api. (Gammon, 1985).
Karbondioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfir, ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan.
B. Karbondioksida dalam Air
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfir relative kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak, karena karbondioksida memiliki sifat kelarutan yang tinggi. CO2 yang terkandung dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat organik. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10 mg/L, sedangkan pada dasar air konsentrasinya dapat lebih dari 10 mg/L.
Tabel 2.1 Kelarutan Beberapa Jenis Gas dalam Air Murni pada Suhu 10oC
No Gas Kelarutan (ml/liter)
1 Nitrogen(N2) 18,61
2 Oksigen (O2) 37,78
3 Argon (Ar) 41,82
4 Karbondioksida (CO2) 1.1194,00
Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari berbagai sumber, yaitu sebagai berikut:
1. Difusi dari atmosfer. Karbondioksida yang terdapat di atmosfer mengalami difusi secara langsung ke dalam air.
2. Air hujan. Air hujan jatuh ke permukaan bumi seara teoritis memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55-0,60 mg/L, berasal dari karbondioksida yang terdapat di atmosfir.
3. Air yang melewati tanah organic. Tanah organic yang mengalami dekomposisi mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi. Karbondioksida hasil dekomposisi ini akan larut ke dalam air.
4. Respirasi tumbuhan, hewan dan bakteri aerob maupun anaerob. Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida. Dekomposisi bahan organik pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir.
Demikian juga, dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan akan menghasilkan karbondioksida sebagai produk akhir.
Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara bersentuhan. Pada air yang tenang pertukaran ini sedikit, proses yang terjadi adalah difusi. Jika air bergelombang maka pertukaran berubah lebih cepat. Gelombang dapat terjadi jika air di permukaan berpusar menuju ke bagian dasar danau, sambil membawa gas yang terlarut. Karbondioksida juga terdapat dalam air hujan. Hal ini terbawa waktu tetes air terjun dari udara.
C. Karbondioksida (CO2) agresif
Karbondioksida (CO2) agresif adalah CO2 dalam air yang dapat bereaksi dengan marmer (CACO3), dapat melarutkan logam dalam pipa logam.
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat dalam air.Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di dalam air, CO2 dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air, CO2 agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga berakibat kerusakan pada logam logam dan beton.
D. Karbondioksida (CO2) bebas
Kandungan karbondioksida bebas
(CO2) dalam suatu
perairan maksimal 20
ppm (Rahmatin , 1976).
Kandungan karbondioksida bebas
(CO2) pada suatu
perairan melebihi 20 ppm
, maka
membahayakan biota laut
bahkan meracuni kehidupan
organisme perairan . kandungan
karbondioksida bebas dalam
suatu perairan lebih
tinggi dari 12
ppm dapat membahayakan
kehidupan organism perairan ,
dapat di asumsikan
bahwa bila dalam
suatu perairan kadar
karbondioksida berlebihan dapat
berdampak kritis bagi
kehidupan binatang air
(spotte ,1920) .
Karbondioksida bebas
(CO2) merupakan salah satu
gas respirasi yang
penting bagi system perairan ,
kandungan karbondioksida bebas
di pengaruhi oleh
kandungan bahan organic
terurai , agilasi suhu ,
Ph , dan aktivitas fotosintesis. Sumber CO2 bebas
berasal dari proses pembagunan bahan
organik oleh jasad
renik dan respirasi
organisme (Soesono 1970) ,dan menurut Widjadja (1975) karbondioksida bebas
dalam perairan berasal
dari hasil penguraian
bahan-bahan organik oleh
bakteri decomposer atau
mikroorganisme , naiknya CO2 selalu
di iringi oleh turunnya
kadar O2
terlarut yang diperlukan
bagi pernapasan hewan-hewan
air .
Dengan demikian
walaupun CO2
belum mencapai kadar
tinggi yang mematikan ,
hewan-hewan air sudah
mati karena kekurangan
O2
. kadar CO2 yang
dike hendaki oleh ikan
adalah tidak lebih
dari 12 ppm
dengan kandungan O2 terendah
adalah 2 ppm
(Asmawi , (1983 ).
Istilah karbondioksida bebas
digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut
dalam air, selain
yang berada dalam
bentuk terikat sebagai
ion bikarbonat (HCO3) dan ion
karbonat (CO32-). karbondioksida bebas
(CO2) bebas
menggambarkan keberadaan gas CO2 di
perairan yang membentuk
keseimbangan dengan CO2 di atmosfer .
Nilai CO2 yang terukur
biasanya berupa CO2 bebas .
perairan rawar alami
hampir tidak memiliki
pH >9 sehingga tidak
ditemukan karbon dalam
bentuk karbonat . pada air
tanah, kandungan karbonat biasanya
sekitar 10 mg/l karena
sifat tanah yang
cenderung alkalis. Perairan yang
memiliki kadar sodium
tinggi mengandung karbonat
sekitar 50 mg/l.perairan
tawar alami yang
memiliki pH 7-8 biasanya
mengandung ion karbonat
<500 mg/l dan hampir tidak
pernah kurang dari 25
mg/l ion ini mendominasi
sekitar 60 -90% bentuk
karbon organic total
di perairan (McNeeley,1979 dalam
Effendi,2003) .
Kadar karbon
di perairan dapat mengalami
penuranan bahkan hilang
akibat proses fotosintesis , evaporasi
dan agitasi air . perairan yang
di peruntukan untuk
kepentingan perikanan sebaiknya
mengandung kadar karbodioksida
bebas <5 mg/l . kadar karbondioksida sebesar 10 mg/l masih
dapat ditolerir oleh
organism akuatik . Asal disertai
oksigen yang cukup . sebagian besar organism akuatik
dapat bertahan hidup
hingga kadar karbondioksida bebas
mencapai sebesar 60 mg/l (Byod,1988 dalam
Mahida,1948) .
A.
Prosedur kerja
pemeriksaan kadar Karbondioksida (CO2)
1.
Penetapan Kadar CO2
a.
Prosedur Kerja
1)
Memasukkan contoh
air kedalam labu tutup lewat didnding sampai penuh (jangan sampai ada
gelembung)
2)
Mengambil 100 ml
dengan pipet volume, dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3)
Menambahkan 3 tetes
indikator PP 1%.
4)
Mentitrasi dengan
larutan NaOH sampai terjadi perubahan warna.
5)
Titrasi dilakukan
duplo.
1ml
0,1 N NaOH = 4,4 mg CO2
b.
Perhitungan
Kadar CO2 = 1000 x ml NaOH
x N NaOH x FP x 4,4 mg/L
V.
sampel
= A mg/L
2.
Penetapan Kadar CO2
Agresif
a.
Prosedur kerja
1)
Memasukkan contoh
air kedalam botol oksigen sebanyak 250 ml yang telah terisi 5g bubuk marmer
murni, tutup, jaga jangan sampai ada gelembung udara.
2)
Diamkan selama 2-7
hari (setiap hari dikocok/digoyang).
3)
Perlahan lahan air
yang jernih diambil dengan pipet volume sebanyak 100 ml. Masukkan kedalam
erlenmeyer.
4)
Menambahkan 3 tetes
indiktor PP 1%.
5)
Mentitrasi dengan
larutan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna.
6)
Titrasi dilakukan
duplo.
1ml 0,1 N NaOH = 4,4 mg CO2
b.
Perhitungan
Kadar
CO2 = 1000 x ml NaOH x N NaOH x FP x 4,4 mg/L
V.
sampel
= B mg/L
Kadar
CO2 Agresif = (A-B) mg/L
3.
Kadar CO2 Bebas
a.
Prosedur kerja
1)
Sampel air diambil
dengan botol winkler 250 ml.
2)
Memipet 100ml
dengan menggunakan pipet volume dan dipindakan ke dalam labu erlenmeyer.
3)
Menambahkan 10
tetes indikator PP 1%
4)
Kemudian mentitrasi
dengan larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna
merah muda.
5)
Titrasi dilakukan
duplo.
b.
Perhitungan
Kadar CO2 Bebas = p x q x
22 ml/L
Dimana :
p
= Jumlah Na2CO3 yang terpakai
q
= Normalitas Na2CO3
22=
bobot setara
BAB III
KESIMPULAN
Dalam
menentukan kualitas air atau baik buruknya perairan dapat ditentukan oleh
berbagai faktor, salah satunya
adalah penetuan Karbondioksida Agresif dan karbondioksida bebas.
Karbondioksida
(CO2) agresif adalah
CO2 dalam air
yang dapat bereaksi dengan
marmer (CACO3),
dapat melarutkan logam
dalam pipa logam.
Istilah
karbondioksida bebas digunakan
untuk menjelaskan CO2 yang terlarut
dalam air, selain
yang berada dalam
bentuk terikat sebagai
ion bikarbonat (HCO3) dan ion
karbonat (CO32-). karbondioksida bebas
(CO2) bebas
menggambarkan keberadaan gas CO2 di
perairan yang membentuk
keseimbangan dengan CO2 di atmosfer .
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, dan A. Patunru, Syahrani. Penuntun Praktikum Kimia Air.
Makassar.2011
thanks ilmunya kakak panca.. :D
BalasHapusFP itu apa ya
BalasHapusFP itu faktor pengenceran
BalasHapusnilai faktor pengencerannya dari man??
BalasHapus